Peresmian Gedung Perpustakaan Baru
Gedung ini merupakan bantuan dari Anggota DPR Provinsi yaitu Ibu Ida Nurul Farida
UPGRADING TAHFID GURU
Program Profesionalitas Guru SDIT Nurul Islam
VAKSINASI SDIT NURIS BERSAMA BIN
Program Kesehatan bekerja sama dengan Puskesmas dan Dinas terkait lainnya.
OUTBOND SDIT NURIS
Pembelajaran Melatih Kerjasama, Percaya Diri dan Sportivitas
Kegiatan Puncak Tema
Kegiatan berisi Lomba baca puisi oleh siswa kelas 2
Minggu, 20 Maret 2022
Orangtua adalah Sahabat bagi Anak
Minggu, 27 Februari 2022
10 Pelajaran dari Peristiwa Isra‘ Mi’raj
Selasa, 08 Februari 2022
Asyiknya Belajar Komputer di SDIT Nurul Islam
Sekolah Dasar yang terletak di dusun Gintungan Kelurahan Butuh ini adalah salah satu sekolah swasta yang banyak diminati para orangtua. Para orangtua telah banyak memberikan kepercayaannya terhadap sistem dan model pendidikan yang diterapkan di SDIT Nurul Islam. Buktinya adalah dari tahun ke tahun siswa SDIT Nurul Islam mengalami peningkatan.
Minggu, 04 November 2018
Komunikasi yang baik akan menciptakan hubungan yang hangat, kerja sama,dan rasa dihargai. Dari komunikasi yang efektif dengan orang tua anak akan mendapatkan inspirasi untuk melakukan yang diharapkan ,memecahkan masalah mereka sendiri, dan menumbuhkan konsep diri yang positif. Sebaliknya komunikasi yang buruk menciptakan anak yang tidak mau mendengarkan nasehat orang tua,konflik,pertengkaran,serta perasaan tidak dihargai.
Contoh komunikasi efektif antara orang tua dan anak telah dicontohkan oleh Nabi Ibrohim As ketika mendapat perintah dari Allah Swt untuk menyembelih putranya yaitu Nabi Ismail As.
Status kita sebagai orang tua tidak membuat kita berkuasa penuh atas diri anak dan kehidupannya. Dan status anakpun tidak menjadikannya sebagai obyek yang tak berdaya. Anak memiliki pemikiran,kehendak,dan kecenderungan sendiri sehingga komunikasi dengan orang tua akan berjalan dengan baik jika kedua pihak sama-sama terlibat. Orang tua yang mengabaikan anak adalah orang tua yang otoriter.
Menurut Ihsan Baihaqi (2015) sikap otoriter ini terbangun dari beberapa kebiasaan yaitu :
• Menganggap anak –anak terlalu kecil,tidak tahu apa-apa,sehingga tidak perlu dilibatkan.Dan menganggap pendapat orang tualah yang paling benar karena didasari kematangan,pengalaman, dan pengetahuan.
• Ingin memberikan solusi instan,sehingga tidak memberi kesempatan pada anak untuk berproses.
• Percaya bahwa orang tua yang berhasil adalah orang tua yang ditakuti oleh anaknya.
• Merasa memiliki kekuasaan untuk berbuat,berbicara, dan memutuskan apapun bagi anak dengan dalih “Demi kebaikan anak”.
Sekarang marilah kita tanyakan pada diri kita masing-masing. Sudahkah kita menjalin komunikasi yang efektif dengan anak-anak kita? Jikalau sudah ….mari terus kita budayakan. Jikalau belum…tidak ada kata terlambat untuk memulainya.
Berikut kami paparkan kiat-kiat komunikasi efektif antara orang tua dan anak.Akan tetapi tingkat keberhasilan tergantung pada masing-masing individu. Jika salah satu metode tidak berhasil, carilah metode lain yang tepat untuk anda.
1.Komunikasikan Penerimaan
Jika anak tahu orang tua menerima dia apa adanya,dia akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri dan mudah berkomunikasi dengan orang lain.Sehingga dia akan mudah berbagi perasaan dan permasalahannya.
2.Berbicara dengan Anak,Bukan kepada Anak.
Berbicara dengan anak berarti komunikasi dua arah,bergantian bicara dan mendengarkan.Sementara itu berbicara kepada anak berarti komunikasi satu arah yang hanya berisi perintah dan nasehat.Tentu beda bukan….?
3.Biarkan anak berfikir sendiri.
Mintalah anak memikirkan sendiri apa yang mesti dia lakukan. Bukan dengan perintah
“Cucilah baju-baju kotor ini !” yang hanya berujung pada penolakan atau muka masam.Tapi mulailah dengan kalimat “Apa yang akan kamu lakukan dengan baju-baju kotor ini?” Tentu lebih enak didengar bukan ?
4.Gunakan kalimat positif
Mulailah merubah kalimat negatif menjadi kalimat positif yang lebih menyenangkan seperti :
Jangan menggambar di tembok! ………………….Kamu boleh menggambar di kertas ini.
Jangan membanting pintu !..................Tolong,tutuplah pintu pelan-pelan.
5.Gunakan pesan “Aku “ untuk menyampaikan pikiran dan perasaan.
Contoh pesan “Kamu “ diubah menjadi pesan “ Aku”.
Kamu membuat kamar ini berantakan ………………Bunda perlu bantuan beres-beres.
Kamu mengganggu saja ………………….Ayah masih capek,kamu bermain sendiri aja ya.
6.Lakukan kontak mata. Kontak mata akan meningkatkan komunikasi.Ketika kita berbicara dengan anak berjongkoklah atau duduk di depan mereka,sehingga wajah anak berhadapan dengan wajah anda.
7.Tidak menyela dan mencela anak ketika anak sedang berbicara kepada anda. Dengarkan dengan seksama,penuh perhatian.Jika kita ingin menyampaikan tanggapan sampaikanlah lain waktu atau tunggu setelah ia selesai bicara.
8.Dapatkan perhatian anak sebelum anda berbicara. Panggil namanya dan tunggu sampai dia memeperhatikan anda,barulah anda bicara.
Contoh : “Dhiva” (Tunggu sampai dia berhenti dengan buku mewarnainya dan menoleh pada anda)
“ Ayo,makan malamnya sudah siap!”
9.Sesuaikan bahasa anda dengan perkembangan anak. Untuk anak-anak kecil,gunakan kalimat –kalimat pendek yang sederhana sesuai dengan tingkat pemahaman anak.Jangan sampai anak tidak memahami apa yang kita inginkan karena bahasa kita yang terlalu tinggi atau berbelit-belit.
10.Keteladanan.
Komunikasi bisa berlangsung tanpa kata. Satu tindakan nyata jauh lebih efektif daripada seribu kata-kata. Karena itu mengajari anak melalui teladan adalah cara efektif untuk menanamkan nilai-nilai tanpa harus banyak bicara. Karena pelajaran yang diberikan secara verbal harus pula ditunjjukkan lewat tindakan nyata.
Kiat di atas hanyalah sekelumit cara untuk membina komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak.Tentu saja masih banyak kiat-kiat yang lain yang bisa dipraktikkan oleh ayah dan bunda. Dengan komunikasi efektif akan menciptakan interaksi yang harmonis antara orang tua dan anak. Tidak ada lagi bentakan-bentakan,kata-kata kasar,maupun muka masam karena semuanya bisa dikomunikasikan dengan baik.
Sudahkah kita mempraktikkannya????Jikalau belum mulailah dari sekarang,karena tidak ada kata terlambat untuk memulai sebuah kebaikan
( Dikutip dengan perubahan dari buku “Yuk,Jadi Orang Tua Shalih!Sebelum Meminta Anak Shalih” ,Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari )
Minggu, 12 Maret 2017
Tepat dalam mengasuh anak
Hasil parenting TK IT/PAUD IT hr Sabtu, 4 Maret 2016 oleh *Usth Suminah, S.Ag., M.Si* kurang lebih sama spt yg disampaikan oleh Bunda Kurnia Widhiastuti dari Sygma Parenting Community.
((Written back by Ustdh Solikhatun))
Waktu berharga pengasuhan anak:
👉®7 tahun pertama (0-7 tahun):
Perlakukan anakmu sebagai raja.
Zona merah - zona larangan
jangan marah-marah, jangan banyak larangan, jangan rusak jaringan otak anak.
Pahamilah bahwa posisi anak yang masih kecil, saat itu yang berkembang otak kanannya.
®7 tahun kedua (7-14 tahun):
Perlakukan anakmu sebagai pembantu atau tawanan perang.
Zona kuning - zona hati-hati dan waspada.
Latih anak-anak mandiri untuk mengurus dirinya sendiri, mencuci piring, pakaian, setrika, dll.
Banyak pelajaran berharga dalam kemandirian yang bermanfaat bagi masa depannya.
®7 tahun ketiga (14-21 tahun):
Perlakukan anak seperti sahabat.
Zona hijau - sudah boleh jalan.
Anak sudah bisa dilepas untuk mandiri. Mereka sudah bisa dilepas sebagai duta keluarga.
®7 tahun keempat (21-28 tahun):
Perlakukan sebagai pemimpin.
Zona biru - siap terbang.
Siapkan anak untuk menikah.
®Pada masa anak-anak yang berkembang otak kanannya. Otak kiri berkembang saat usianya menjelang 7 tahun.
Anak perempuan keseimbangan otak kanan dan kirinya lebih cepat. Sedangkan anak laki lebih lambat.👬Keseimbangan otak kanan dan kiri pada anak laki-laki baru tercapai sempurna di usia 18 tahun, sedangkan anak perempuan sudah cukup seimbang otak kanan dan kirinya di usia 7 tahun. Ampun dah lama bener ya?Ternyata ada rahasia Allah mengapa diatur seperti itu 😍😍
√Laki-laki dipersiapkan untuk jadi pemimpin yang tegas dalam mengambil keputusan. Untuk itu, jiwa kreatifitas dan explorasinya harus berkembang pesat. Sehingga pengalaman itu membuatnya dapat mengambil keputusan dengan tenang dan tepat.
√Sementara perempuan dipersiapkan untuk jadi pengatur dan manajer yang harus penuh keteraturan dan ketelitian.
**Untuk memberi intruksi pada anak, gunakan suara Ayah 👨. Karena suaranya bas, empuk dan enak di dengar.
**Kalau suara Ibu 👩 memerintah, cenderung melengking seperti biola salah gesek. Itu bisa merusak sel syaraf otak anak. 250rb sel otak anak rusak ketika dimarahin 😱😨
**Solusinya, Ibu bisa menggunakan bahasa tubuh atau isyarat jika ingin memberikan instruksi. 🙆🙅💁🙋
Suara perempuan itu enak didengar jika digunakan dengan nada sedang. Cocok untuk mendongeng atau bercerita.
💖++Cara berkomunikasi yang efektif dengan anak:
1. Merangkul pundak anak sambil ditepuk lembut.
2. Sambil mengelus tulang punggung anak hingga ke tulang ekor.
3. Sambil mengusap kepala.
Dengan sentuhan ada gelombang yang akan sampai ke otak anak sehingga sel-sel cintanya tumbuh subur.
Jumat, 22 April 2016
Musa Hafizd cilik 1
Musa sang Hafizd cilik ini memberikan sedikit banyak rutinitas hariannya. Semoga saja bermanfaat bagi ayah bunda untuk mencontoh dalam mendidik putra putri anda.
1. Pada awalnya Musa kata beliau juga sulit menghafal sebagaimana umumnya anak, namun dengan ketekunan akhirnya hafal juga. Kunci paling penting adalah Murajaahnya alias mengulang-ulang hafalan. Perlu diketahui juga Abu Musa tidak hafal semua itu, namun bisa menjadikan Musa hafal dengan kuat.
2. Pergaulan dijaga. Bisa dikatakan Musa kurang bergaul dengan banyak anak, karena memang niat abinya untuk menjaga hafalan.
3. Televisi jauh jauh dah. Musa sangat dijaga jangan sampai nonton televisi. Bukti, pas ana ngobrol dengan beliau di ruang tunggu kebetulan pas di depan televisi beliau minta pindah. Pindah yuk, akh. Takut Musa nantinya lihat televisi, kata beliau.
4. Makanan dijaga. Sari kurma, madu dan propolis selalu diberikan kepada Musa dan adik-adiknya. Menghafal membutuhkan banyak energi!
5. Rutinitas harian Musa adalah: pagi setengah jam sebelum subuh, tahajud menjadi imam untuk adik-adiknya. Kemudian Subuh berjamaah di masjid. Setelah Subuh murajaahnya sampai jam 9 pagi. Musa kuat murajaah 10 juz dalam sehari secara rutin! Antum berapa, hayoo..
6. Jam 9-10 Makan pagi dll.
7. Jam 10-Dhuhur: Tidur siang. Tidur ini hukumnya wajib untuk Musa.
8. Habis Dhuhur nambah hafalan baru sampai Ashar.
9. Bada Ashar sekarang Musa sedang menghafal Bulughul Maram.
10. Jam 5-maghrib: Waktu bermain. Masa anak anak adalah masa bermain juga,tapi awasi jenis permainan dan waktunya.
11. Maghrib-Isya: Ikut taklim abinya. Dan sebelum berangkat Musa diajak mengulang hafalannya terlebih dahulu. Dan pastinya dalam perjalanan ke tempat tujuanpun sambil murojaah atau cerita yang memotivasi anak.
Kamis, 21 April 2016
Siswa SDIT menjadi juara 1 Balap Motor
OtomotifZone.com-Bandungan. Biasanya pembalap asal usul dari keluarga pembalap juga. Kalau tidak ya dari keluarga pecinta otomotif. Kalau nggak lagi dari komunitas yang suka kebut-kebutan. Beda dengan Rafi Danu Aditya, bocah kelas 5 SDIT Tengaran,
Rabu, 18 November 2015
Calon Suami Miskin
Julaibib Radhiyallahu Anhu (Ia Memilih Berjihad Dan Merindukan Syahid)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. [al-Ahzâb/33 : 36].